"Pemerintah harus banyak akal, kan punya mitra banyak. Kita banyak pengusaha kaya, LSM, bahkan ada Muhammadiyah yang merespon baik Rohingya," ujar Syaiful dalam diskusi di Jakarta, Jumat (22/5/2015).
Syaiful mengatakan, negara-negara ASEAN harus membuka mata menyikapi persoalan ini. Menurut dia, Indonesia mampu menjadi penggerak negara lainnya untuk mendiskusikan kebijakan serta langkah yang akan diambil untuk menangani pengungsi Rohingya.
"Sudah waktunya Indonesia menggalang kekuatan ASEAN untuk membicarakan Rohingya. ASEAN harus bergerak," kata Syaiful.
Menurut Syaiful, Pemerintah Indonesia juga jarus membuat pemetaan rencana ke depan, karena mustahil selamanya para pengungsi itu selamanya. Bagaimana pun, kata dia, pengungsi Rohingya harus kembali ke negara asalnya.
"Ada persoalan negara di dalam (negara asal). Bikin roadmap, bagaimana Rohingya bisa ditangani dan bisa dikembalikan ke negaranya," ujar dia.
Lebih dari 600 pengungsi Rohingya asal Myanmar dan Banglades mendarat di Pantai Langsa, bagian timur Provinsi Aceh, Jumat (15/5) pagi. Rombongan ini adalah yang kedua setelah rombongan pertama terdampar di perairan Aceh bagian utara, Minggu (10/5).
Hingga saat ini, ada sejumlah pengungsi Rohingya yang berada di Langkat, Sumatera Utara sudah dialokasikan ke kantor imigrasi setempat. Namun, masih ada lagi sebagian di Langsa dan Aceh Utara, dan semua akan dikoordinasikan oleh Kemenlu. (Kompas)
0 komentar:
Posting Komentar