Aceh
Utara, 17/3 - Sejumlah usaha Batu Bata untuk kebutuhan
bahan bangunan di Kabupaten Aceh Utara, sedang lesu. Lesunya usahanya
tersebut diakibatkan oleh rendahnya daya beli oleh konsumen untuk
berbagai kebutuhan bangunan.
Salah
seorang pengusaha batu bata di Kecamatan Dewantara, Aceh Utara, Syidi,
mengatakan, dalam beberapa bulan terakhir, permintaan batu bata merah
untuk berbagai kebutuhan bangunan, tidak begitu tinggi.
Saat
sekarang, permintaan batu bata dari tiap-tiap dapur pembuatan batu
bata, setiap harinya hanya berkisar antara 5.000 hingga 6.000 butir.
Sedangkan biasanya permintaannya mencapai 10.000 butir lebih.
Kebiasaannya,
menurut pengelola usaha batu bata ini, melonjaknya permintaan batu bata
disaat musim pekerjaan berbagai proyek pemerintah dan lain sebagainya.
Karena banyak dibutuhkan untuk berbagai kebutuhan pembangunan fisik.
“Sekarang
sedang lesu permintaannya, setengah dari biasanya. Permintaannya akan
tinggi lagi disaat banyaknya pekerjaan proyek atau untuk kebutuhan
pembangunan perumahan dan lain sebagainya,” ucap Syidi.
Lanjutnya,
batu bata ditempatnya dibeli oleh agen penyalur yang selanjutnya
dipasarkan kembali ke sejumlah daerah sekitar Lhokseumawe dan Aceh
Utara. Sesuai dengan harga pasaran, harga batu bata yang dibeli langsung
ke dapur batu bata sebesar Rp 4.10 per Butirnya.
Disebutkan
olehnya juga, dikawasan tempatnya tinggal, merupakan daerah sentra
usaha batu bata di Aceh Utara. Batu bata yang berasal dari Dewantara
ini, dipasarkan kesejumlah daerah. Bahkan, saat proses rehabilitasi dan
rekonstruksi Aceh pasca Tsunami, produksi batu bata asal daerah ini
sebagian besarnya memenuhi kebutuhan batu bata untuk pembangunan
perumahan dan lain sebagainya. []
0 komentar:
Posting Komentar